Rabu, 04 Juni 2008

Hidup Dakwah Tanpa Kekerasan.....

Wuahh.... Kangen oi nulis di sini....
Alhamdulillah masih punya selera buat nulis lagi.
A lot has been happening....
2 minggu kemarin, emosiku dah gak jelas, seminggu nangis terus, terus minggu berikutnya marah-marah, terus nangis lagi.... kacau banget. Emang lagi banyak masalah sih, tapi kayaknya aku gak bisa cerita semua di sini, intinya berkaitan dengan tesis, stress, tesis, stress, tesis, stress, he..he..he... sama aja ya.. ??

Tapi, aku lagi gak kepengen cerita itu di sini, tapi aku mo cerita soal 'insiden monas' yang terjadi tanggal 1 Juni kemaren yang sekarang lagi jadi topik puanas di tipi".

Ok, mungkin aku ceritain dulu secara singkat kronologis peristiwanya. Terjadi bentrok antara FPI dan Aliansi Kebangsaan (AK) yang lagi demo di monas. Dan bentrok ini mengakibatkan banyak yang luka-luka dan FPI dituduh sebagai biang keributan. Padahal yang terjadi di lapangan adalah awalnya ada Komando Laskar Islam (KLI) yg merupakan gabungan berbagai ormas Islam yg memiliki laskar, yg hendak bergabung dengan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sedang berdemo tentang kenaikan harga BBM. Pada saat itu juga ada massa dari PDI-P yg juga sedang mengadakan acara di bagian lain dari monas. Lalu, tiba" dtang massa dari AK sambil membawa ibu" dan anak", padahal ijin mereka tidak menyertakan route demo ke monas. (Aneh....?) Sebenarnya kepolisian sdh mengingatkan AK agar tidak berdemo di monas karena selain tidak ada ijinnya, juga dikhawatirkan akan mengakibatkan keributan karena berdekatan dengan massa lainnya. Tapi, peringatan itu tidak dipatuhi.
Lalu,provokasi dimulai. Orator dari AK ada yg mulai menyebutkan FPI sebagai laskar setan dan laskar kafir. Mulailah keributan terjadi, lalu ada pihak-pihak dari AK yg mulai menghina Islam dgn kata" seperti '
Islam anjing' dan 'Orang Islam anjing' (Astaghfirullah....?) Bahkan ada pihak" dari AK yg membawa-bawa senjata api seperti sdh disiapkan dari awal.
Dan selanjutnya terjadilan insiden monas itu, tapi FPI tidak pernah menyentuh ibu" dan anak", seperti yang dituduhkan oleh AK.

Memang, di satu sisi seharusnya simpatisan FPI bisa menahan diri, menggunakan logika mereka daripada emosi. Bukannya katanya cowok itu lebih rasional dari cewek ? Apalagi cowok" ini sering diistilahkan dengan
ikhwan coz mereka juga mengkaji Islam. (Padahal ikhwan tuh artinya cowok dlm bhs Indonesia) Katanya kan ikhwan itu sudah terwarnai oleh Islam jadi menilai segala sesuatunya dengan Islam dan hnya Islam. Jadi, kenapa bisa terpancing oleh provokasi murahan macam itu ?
Dan memang FPI memiliki track record yang cukup buruk coz aktivitas fisik (baca: kekerasan) yang sering mereka lakukan. Padahal ada banyak cara lain untuk menyuarakan kebenaran.
Terlepas dari itu semua, apa yang dilakukan oleh AK juga sama sekali tdk terpuji, bahkan ada kesan disengaja. Kata" yang dilontarkan saat demo sangat provokatif sehingga sebenarnya sudah bisa diprediksi bakal ribut. Bahkan fitnah" terus dilancarkan pasca insiden monas. Salah satunya, foto Panglima KLI, Munarman yang juga seorang advokat sedang mencekik orang yang kmdian diklaim orang AK padahal itu orangnya FPI.

Tapi, sedih melihat kelanjutan cerita ini. Bagaimana tidak, 57 simpatisan FPI ditangkap dan diinterogasi. Sedangkan dari AK belum jg diperiksa oleh kepolisian, padahal MUI sdh menyarankan agar kepolisian seimbang dalam pemeriksaan. Lebih sedih lagi melihat tanggapan Munarman ketika mengklarifikasi foto yang menjadi sasaran fitnah. Gimana gak, Munarman mengancam akan menyerbu Tempo jika Gunawan Muhammad (redaktur Tempo) tidak sujud meminta maaf padanya. Itukan sombong banget ??? Terus nyuruh orang sujud, yg bener aja donk... kita kan cuma boleh sujud sama Allah ??? (Sebel....sebel.....) Padahal Munarman itu kan pengacara, seharusnya dia tau donk kalo semua omongan dia itu bisa digunakan dalam pengadilan dan bisa memberatkan dia. Bodoh.....!!!!!!!!!!

Maaf, aku jadi esmosi nih.....
Soalnya sebel ngeliat seorang pengacara berpengalaman 15 tahun gak bisa mengendalikan kata-katanya. Seharusnya dia menata kata-katanya agar bisa meraih dukungan publik. Bukan kemudian malah membuat citranya menjadi semakin negatif. Terus, sekarang dia gak juga menyerahkan diri padahal kepolisian dah nyuruh dia untuk datang. Terus, katanya dia gak akan menyerahkan diri sebelum kepolisian menindaklanjuti laporan FPI. Waduuuh..... Dia emangnya mo ngatur polisi ?????

Memang, selama ini pemerintah kita tuh buta dan tuli. Cuma nurutin maunya orang" yang punya duit. Tapi, bukan berarti kita menghalalkan segala cara kan untuk menyembuhkan penyakit pemerintah kita ???? Memang, kita ingin Islam diterapkan secara menyeluruh coz di Al-Qur'an kita diperintahkan untuk masuk Islam secara kaffah. Tapi, kita juga diwajibkan untuk berlaku ma'ruf dalam dakwah kan ?? Mengerti situasi umat, menyampaikan dengan santun agar umat menerima adalah salah satu caranya. Bahkan kita harusnya melebur dengan umat, tidak berbeda dengan umat sehingga umat pun otomatis terwarnai dengan kita. Bagaimana umat bisa menerima kita kalo kita kayak nantangin mereka ?
Yach, aku juga bisa berdo'a semoga yang haq akan terlihat sebagai yang haq dan yang bathil akan terlihat kebathilannya. Amiin....

0 komentar: