Sabtu, 10 Mei 2008

Ahad, 11 Mei 2008

Hari ini satu lagi sahabatku, teman seperjuanganku gugur lagi. Jatuh di jalan dakwah yang keras dan berbatu ini. Sedih, itu yang kurasakan. Satu demi satu pejuang di jalan ini berjatuhan. Kenapa sih ini mesti terjadi ? Begitu sulitkah bergabung dengan partai yang sahih ? Perjuangan ini memang keras, memang tidak sekeras dan sekejam ketika masa Rasulullah dahulu, tapi perjuangan ini begitu menyita tenaga dan air mata. Jika aku mengikuti perasaanku mungkin aku pun sudah jatuh sekarang. Kadang, ada saat-saat di mana aku ingin berhenti. Tapi, kemudian aku ingat apa tujuan aku berada di sini, mengapa aku mau bergabung di sini. Lalu, aku kemudian ingat apa sih yang membuat aku ingin berhenti. Bukan karena idenya yang salah, tapi lebih karena orang-orang yang ada di dalamnya. Ada oknum-oknum pemimpin umat yang mungkin belum sanggup untuk memimpin umat namun dia dipercaya bisa untuk belajar dengan cepat. Kadang, proses belajar memerlukan pengorbanan, tapi pantaskah jika orang lain yang dikorbankan ?

Kadang kita ingin protes dan mencoba mengajukan keberatan. Tapi, sudah pantaskah kita untuk merasa berat ? karena mungkin jika kita dalam posisi yang sama, kita tidak dapat melakukan dengan lebih baik. Jujur saja, dalam bulan-bulan terakhir ini aku sendiri merasa sendiri, sepi bahkan aku merasa sudah terlepas dari kewajiban-kewajibanku. Salatku gak lagi bener, bahkan aku tidak merasa berat meninggalkan beberapa kewajibanku. Makanya, aku seperti orang kehilangan arah, tidak tahu harus menuju ke mana. Jika ini dibiarkan terus, bukan tidak mungkin aku akan hancur berkeping-keping. Aku meminta ampun kepada Allah, tapi anehnya tidak merasa bersalah dalam hati. Aku takut masuk nerakaNya, tapi anehnya tidak berat untukku meninggalkan kewajibanku kepada-Nya.

Namun, aku tetap bertahan di sini, di harakah ini. Karena aku tahu ide-idenya tidak ada yang salah. Karena aku tahu ideologi ini telah mengubahku 180 derajat. Aku menjadi diriku yang seperti sekarang karena agama ini telah mengubahku menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia berguna yang tahu tujuannya di dunia.

Biarlah air mata yang jatuh hari ini menjadi saksi bahwa di hatiku ada setitik penyesalan atas segala kekeliruan yang telah kulakukan.

0 komentar: